Kalau dulu mungkin diujinya dengan sempitnya waktu, kuliah dari pagi sampai sore, belum lagi jika, pulangnya ada rapat, diskusi hingga maghrib menjelang, sampai di kosan sekedar membersihkan diri untuk kemudian susun bahan tutor, makalah, flipchart, ppt. Dan tak selesai sampai situ, preparasi pantum latihan ataupun translate rangkuman untuk persiapan responsi praktikum melengkapi malam mahasiswi kedokteran gigi. Jadwal tersusun rapih nan padat karena kewajiban ini dan itu.
Berbeda dengan kali ini, ujiannya melawan diri sendiri. Menyusun jadwal pribadi yang tak akan pernah (lagi) sama dengan yang lain.
'Aku besok bimbingan di nangor'
'Siapa yang mau bantu penelitian aku di puskesmas?'
'Aku mau ke rsgm ngurus etik'
'Aku ada janji ketemu sama senior kampus sebelah buat bantu penelitian aku.'
Bertemu dengan teman sefakultas pun mesti karena urusan yang sama. Tak ada lagi tutor. Tak ada lagi praktikum. Kumpul sekedar makan siang pun, agaknya terasa sulit.
Melawan diri untuk menyegerakan menyusun atau bahkan sekedar membaca bahan-bahan skripsi, melawan diri untuk tak berlama menonton, memaksa diri untuk mulai menghafal satu atau dua ayat quran, mengontrol diri untuk membaca buku yang bermanfaat, mengontrol diri untuk berolahraga dan mengontrol asupan makanan, mengontrol pikiran untuk tak berprasangka, dan berpikir hal yang sewajarnya.
Ruhiyah. Ukhuwah. Jasmani. Akademik. Keluarga. Agenda 'rujak' yang biasa dilaksanakan setiap pekan tak lagi menghiasi. Kini keseimbangan itu hanya perlu dikontrol oleh diri sendiri. Allah, berikan kekuatan :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar