Awali dengan mimpi lalu bergerak melaju tak terbatas

Kamis, Januari 25, 2018

musik peneman hari

'Al Quran sama lagu gabisa disandingin mut....' kata si bunga yang gerah liat temennya bolak balik muterin lagu.


Dari dulu si penganut auditori ini kalau belajar, sambil nyetel lagu. Dulu pas jaman-jamannya radio, kalau belajar ditemenin sama kids fm. yah, si kecil ini tau lagu yang boleh didengerin sama orangtuanya terbatas, jadi lah kids fm peneman setia selama SD bahkan SMP. Inget banget, waktu itu kelas 1 SMP kalau gasalah pernah bedrest 2 minggu di rumah gara-gara hepatitis, kerjaannya cuma tergeletak di kasur, bangun cuma buat pipis sama wudhu, makanan aja dibawain ke kamar. Berhubung tv masih langka, hp pun belum viral, jadilah radio yang digeret masuk kamar, alhasil begitu melek cuma bisa pindah-pindahin channel radio, makan, dan...... tidur lagi. Begituuu terus sepanjang hari, mana menu makanannya dijejelin kerang rebus mulu lagi.

Dan hal itu berlanjut hingga kini, mungkin kalau di rumah bisa nyalain tv, ditonton atau engga yang penting ada suara, atau kalau di rumah kan emang banyak suara-suara (adek kakak berantem, uma ngaji, lagu jazz aba, bunyi mesin cuci, suara kompor penggorengan dkk) yang meski bukan penenang hati tapi menandakan ada makhluk hidup yang membersamai. Di kosan, rasanya gabisa sepi sunyi gitu aja, ditambah lagi jaringan internet sudah sekencang cheetah dan sebebas merpati, streaming youtube jadilah makanan sehari-hari. Yah, meskipun lagu yang di setelnya juga ga apdet-apdet amat. Masih kalah sama para k-pop, kalah juga sama para fans barat, prinsipnya yang penting bunyi. Namanya juga jomblo ya kan, yang nemeninnya suara musik, bukan suara doi.

Tapi pernah ada suatu masa, pusing banget dengerin lagu berulang-ulang, muak sama suara ketawa dan bosen sama lelucon-lelucon ini talkshow, tonight show, waktu indonesia bercanda, sarah sechan dan vlog vlog lainnya. Matiin. Kemudian senyap. Hanya tersisa dentingan keyboard dari leptop, terasa sayup-sayup angin mengibarkan helaian rambut, tak lama posisi pun perlahan merebah, kemudian tak lama kesadaran menghilang............

Tiba-tiba terbangun! panik akan tugas yang belum dikerjakan, was-was akan materi yang belum dipelajari, kemudian kembali membuka youtube untuk kesekian kalinya, menyalakan dan rasanya pening. Close tab youtube, kemudian membuka media player dan menyalakan murottal juz 30, rasanya tenang...

-----

“Orang orang yang beriman akan memiliki hati yang tenang dan tenteram jika selalu ingat dengan Allah SWT, maka ingatlah karena hanya dengan mengingatnya Allahlah, hatimu menjadi tenteram.” (Ar Rad :28)

Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82) 

-------

Seperti yang banyak orang bilang, katanya jadikan setiap aktivitas kita bernilai ibadah, agar keberkahan membersamai. Niatkan untuk ibadah, awali dengan bismillah, sertakan Allah di dalamnya. Niscaya ketenangan hadir dalam hati, kelapangan pun menghampiri. Rasanya waktu yang ada menjadi lapang, cukup untuk melakukan ini dan itu. Masih ada waktu untuk melakukan ini dan itu. Pikiran dapat berjalan jernih, efektif dan efisien, serta tepat sasaran.

---


Membaca Alquran dengan hati yang ikhlas dapat menghalau dan menyembuhkan penyakit hati yang mencakup iri, dengki, senang membicarakan keburukan orang lain, merasa dendam dan lain lain.
Seperti hadits yang menyatkan bahwa :
“Sesungguhnya hati ini dapat berkarat sebagaimana besi yang menjadi berkarat karena tersentuh air.” Lalu bagaimana agar hati ini tidak berkarat? tanya para sahabat, maka Rasullulah SAW mengatakan ” Percayalah ..dengan membaca Alquran.” Jawabnya.

sumber klik

---


Jadi sebenernya masih boleh ga sih dengerin musik? sebenernya kalo ini masih ada pro kontra dalam batin w sendiri. Kalau pro kontra dalam pandangan islamnya sih mungkin banyak ya, dan kalau disuruh bahas, w rasa w belum punya kapasitas sejauh itu... he

Patokan w dalam memandang pro kontra sesuatu dari pandangan islam itu masih terbatas umma dan aba. :') Selama ini kalau uma atau aba ga ngelarang, berarti gapapa. Selama ini kalau misalkan dirumah nyetel lagu, gadiomelin sih paling kalo kelamaan disuruh matiin, atau kalau lagunya 'agak-agak' disuruh diganti. Berarti ya jadi tantangan aja bagi diri sendiri untuk mengendalikannya, tau kapan waktunya berhenti. Jadi si auditori ini masih menganut 'gapapa asal jangan berlebihan, gapapa asal ngaji juga tetep jalan'

Lagipula, kalau dirasa-rasa sih ya, kalau misalkan lagi deket sama AlQuran pasti dengan sendirinya, intensitas  musik yang didenger pun akan berkurang. Apalagi kalau misalkan lagi ada tuntutan setoran hafalan, itu juga otomatis akan mengurangi intensitas mendengar lagu, yah meski rasa takutnya itu masih duniawi sih. (re : takut dapet hukuman gara-gara gabisa nyetor hafalan). Karena kadang kalau misalkan mau ngafalin, kalo hari sebelum-sebelumnya udah mulai denger sedikit-sedikit, pas waktunya ngafalin agak lumayan mudah. 
Karena katanya lagi, keberhasilan menghafal itu tergantung dari kadar keimannya, jadi sebenernya mengurangi intensitas mendengar musik itu merupakan salah satu jalan dalam rangka menjaga kadar keimanan kita. uhuy. dah ah sekian.

karena yang benar datangnya dari Allah, dan yang salah datangnya dari diri sendiri, mohon maaf lahir batin. Segmen #KamisReligi ini agak penuh dengan opini pribadi juga ya.... huft, semoga tidak menyesal membacanya, terimakasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar