'jadi gimana dek? kamu nungguin saya lupa' tanyanya dengan sedikit terkekeh dan menampakkan wajah kemenangan. Salah satu residen BM senior menghampiri seorang koas yang sedang membantu residen juniornya. Tatapannya seakan melihat sasaran empuk..................... untuk di bully -_-
----------
Seorang pasien datang untuk melakukan kontrol, dengan riwayat seminggu yang lalu ia terjatuh dari ketinggian, terdapat besi yang masuk ke daerah dagu-rahang bawah dan menembus hingga ke rahang atasnya. Ia dilarikan ke IGD RSHS dan telah dilakukan penjahitan pada daerah dagu-rahang bawah dan juga rahang atas untuk penanganan awal. Kemudian pada saat itu, pasien tersebut datang dan berhadapan denganku :( Selesai anamnesis dan pemeriksaanseadanya, aku menghampiri residen yang jaga kala itu
'dok, ini ada pasien mengeluhkan blablablabla, trus ini mau kontrol, kira-kira diapain ya dok.........?' :')
'oh.... pak *** ya, oke kamu siapin alat blablabla'
'siap dok'
kemudian dengan jiwa kesetiaan, sang koas menemani berjalannya tindakan, terlihat rahang atas si pasien telah memucat yang menandakan bahwa jaringan tersebut telah mati. Sang residen senior datang menghampiri, sedikit berbincang dengan residen juniornya mengenai pasien tersebut. Koas terdiam dan sesekali mencuri dengar, kali aja ada yang nempel gitu dari obrolannya ye kan.
'Dek, kenapa coba itu bisa nekrosis?' si koas menoleh, oh ni dokter ngomong ma akuh..
'Karena debridement sebelumnya kurang baik ya dok?' jawab sekenanya, tadi denger dikit sih pas mereka ngobrol.
'Nah coba ada nervus apa yang melewati daerah itu?'
jeder! itu pelajaran smt 1, dek koas yang ingatannya jangka pendek ini udah lupa :( dengan tangan yang tertutup handscoon yang berlumuran darah ini, si koas tak bisa mencuri-curi searching dari telepon genggamnya, alhasil ia hanya terdiam meratapi pasien tersebut, tak berani menoleh ke residen seniornya.
'jadi gimana dek? kamu nungguin saya lupa' tanyanya dengan sedikit terkekeh dan menampakkan wajah kemenangan.
'dok, ampun dok, saya lupa dok............'
'deuhh makanya kamu tuh kalo lagi asistenin perhatiin, tanya residennya, jangan sampe stase ini cuma sekedar lewat doang, jangan mau cuma disuruh-suruh'
'hehe iya, baik dok.'
'jadi gimana kalau blablablabla itu kenapa?' *lanjut nanya* #resideniseng
'dok saya aja deh dok yang tanya, itu kenapa ya dok bisa jadi kaya gitu?' #koaspasrah *baliknanya*
Beliau tersenyum kemudian menjelaskan secara detail mekanismenya. Mantap, baik juga ternyata doi, mungkin beliau gatel mengeluarkan isi kepalanya untuk dibagi-bagikan kepada semua orang yang ada dihadapannya (?)
Inilah pertemuan awal yang kemudian berlanjut dengan sebut saja panggilan itu 'koas terpintar' sebuah panggilan sarkas yang di-aamiin-kan saja lah ama w. Dan suka dipamerin ke temen-temen angkatan residennya kalo w lagi nge asistenin salah satu dari mereka, 'eh nis, coba sambil ditanya koas yang ini, pasti dia bisa jawab semuanya' Keesokan-esokannya w selalu tegang bertemu dengan beliau, takut ditanya dan gabisa jawab, kalo udah liat doi dari jauh, langsung tutup masker, jalan perlahan sampe beliau berlalu. wkwk
Begitu putaran di rshs berakhir, masuklah ke putaran bedah minor di rsgm. Dimana RSGM berarti peran sebagai mahasiswa telah kembali, bukan hanya mengamati kasus, muncul requirement, tugas makalah+ppt, seminar, bimbingan, diskusi kasus, kuliah pakar, dan tutorial. Nah tutorial ini diisi oleh residen angkatan beliau. Berhubung residennya banyak, tercetuslah pembagian masing-masing kami untuk menghubungi setiap residennya. Dikocok pake ladder. jreng! w kebagian doi.... kenapa kebetulan ini begitu menegangkan....
'Assalamualaikum dok, saya blablabla, punten dok ingin bertanya untuk tutorial dengan dokter bisa dilaksanakan kapan ya dok? terimakasih. '
'wew gasalah nih, bukannya lo yang mau ngisi tutor? haha'
begitulah kurang lebih percakapannya.
omg, masih inget saya......... :''
Pada awalnya emang w jadi baca lebih banyak, tapi itu cuma karena ketakutan gabisa jawab kalau ditanya, tapi jadinya...... Terimakasih deh ya dok dari situ saya jadi terpacu untuk belajar lebih mendalam... jadi lebih termotivasi lagi untuk terus belajar menyeluruh, membaca lebih detail,dan tidak menyepelekan hal-hal kecil.
*lagi absen*
'hish..na muthiah......?' residen tersebut mencoba mengeja
'saya dok' koas pasrah mengacungkan tangannya
'nahhh ini koas terpintar.... ayo dek, apa yang kamu dapet hari ini?' tersenyum lebar penuh kemenangan
*keringet dingin* 'ini dok dosis cefazoline buat profilaksis 50mg/kgBB'
doi mengangguk 'kalau buat terapi gimana?'
'25-100mg/kgBB dok'
'hm bolehlah, kalau jadi ceftriaxone gimana?' sambil memicingkan mata
'dok ampun dok, belum tau sampe sejauh itu.......'
-----
'dok absen yuk dok'
'waduh ga kebalik tuh, bukannya gue yang diabsen sama muthi'
------
'sore dok' dek koas yang basa-basi menyapa residen yang lewat dihadapannya
'eh mau kemana mut?'
'ke perpus dok'
'gile, lo totalitas banget ya, belajar terus'
'dok, saya kebagian jaga dok malem ini, cuma mau ganti baju.....'
--------
Waktu itu dengan kebaikan hati ditambah emang di poli lagi hecting, kucoba bantu temen yg lagi ngurusin administrasi pasien yang doi pegang. Menyalin hasil pemeriksaan di lembar konsultasi untuk diberikan ke bagian spesialisasi lain. Kemudian temen aku itu menyerahkannya ke residen tersebut untuk di ttd, kebetulan residen tersebut yang sedang bertugas di poli.
'loh dek kok ini kebalik.' menunjuk lembar konsultasinya. temen w masih mematung, tak mengerti dimana letak kesalahannya.
koas yang pada dasarnya suka berinisiatif mengaku salah, gaenak kalau temennya yang disalahin, lantas memotong pembicaraan 'eh dok, itu saya yang nulis dok, kenapa dok?'
'loh muthi......waduh plis plis gue gamau semua orang tau kalau muthi punya salah, plis plis coba diredam ya informasi ini' dengan muka keheranan tapi tetap ingin menjaili koas. temen-temen yang lain hampir semua terbahak.
'kenapa dok...........' aku menghampiri dan mengambil lembaran itu, ternyata aku nulisnya kebalik, bukan di lembar konsultasi tapi malah di lembar jawaban konsultasi, yang seharusnya diisi oleh bagian yang kita tuju. sesimpel itu.....
'hahaha gapapa salin lagi ya' dengan muka ramahnya.
iya gapapa dok, semua orang jadi terhibur kan :)))
--------
*lagi ngobrol sama adek tingkat*
terlihat residen tersebut hendak lewat, kami memberikan ruang untuk beliau jalan dengan sifat ramah tamah dan kesopanan koas menyapa beliau
'pagi dok...'
'eh teh....' doi sedikit merunduk semacem junior yang lewat di depan seniornya.
aku cuma bisa menganga
Terimakasih dok sudah membuat putaran bedah mulut ini cukup berkesan. Karena kesan itu tak akan terlupa. Apa;agi kesan yang baik ini akan memotivasi bagi keberlanjutan kehidupan koas ini.
Hishna Muthiah undur diri.
----------
Seorang pasien datang untuk melakukan kontrol, dengan riwayat seminggu yang lalu ia terjatuh dari ketinggian, terdapat besi yang masuk ke daerah dagu-rahang bawah dan menembus hingga ke rahang atasnya. Ia dilarikan ke IGD RSHS dan telah dilakukan penjahitan pada daerah dagu-rahang bawah dan juga rahang atas untuk penanganan awal. Kemudian pada saat itu, pasien tersebut datang dan berhadapan denganku :( Selesai anamnesis dan pemeriksaan
'dok, ini ada pasien mengeluhkan blablablabla, trus ini mau kontrol, kira-kira diapain ya dok.........?' :')
'oh.... pak *** ya, oke kamu siapin alat blablabla'
'siap dok'
kemudian dengan jiwa kesetiaan, sang koas menemani berjalannya tindakan, terlihat rahang atas si pasien telah memucat yang menandakan bahwa jaringan tersebut telah mati. Sang residen senior datang menghampiri, sedikit berbincang dengan residen juniornya mengenai pasien tersebut. Koas terdiam dan sesekali mencuri dengar, kali aja ada yang nempel gitu dari obrolannya ye kan.
'Dek, kenapa coba itu bisa nekrosis?' si koas menoleh, oh ni dokter ngomong ma akuh..
'Karena debridement sebelumnya kurang baik ya dok?' jawab sekenanya, tadi denger dikit sih pas mereka ngobrol.
'Nah coba ada nervus apa yang melewati daerah itu?'
jeder! itu pelajaran smt 1, dek koas yang ingatannya jangka pendek ini udah lupa :( dengan tangan yang tertutup handscoon yang berlumuran darah ini, si koas tak bisa mencuri-curi searching dari telepon genggamnya, alhasil ia hanya terdiam meratapi pasien tersebut, tak berani menoleh ke residen seniornya.
'jadi gimana dek? kamu nungguin saya lupa' tanyanya dengan sedikit terkekeh dan menampakkan wajah kemenangan.
'dok, ampun dok, saya lupa dok............'
'deuhh makanya kamu tuh kalo lagi asistenin perhatiin, tanya residennya, jangan sampe stase ini cuma sekedar lewat doang, jangan mau cuma disuruh-suruh'
'hehe iya, baik dok.'
'jadi gimana kalau blablablabla itu kenapa?' *lanjut nanya* #resideniseng
'dok saya aja deh dok yang tanya, itu kenapa ya dok bisa jadi kaya gitu?' #koaspasrah *baliknanya*
Beliau tersenyum kemudian menjelaskan secara detail mekanismenya. Mantap, baik juga ternyata doi, mungkin beliau gatel mengeluarkan isi kepalanya untuk dibagi-bagikan kepada semua orang yang ada dihadapannya (?)
Inilah pertemuan awal yang kemudian berlanjut dengan sebut saja panggilan itu 'koas terpintar' sebuah panggilan sarkas yang di-aamiin-kan saja lah ama w. Dan suka dipamerin ke temen-temen angkatan residennya kalo w lagi nge asistenin salah satu dari mereka, 'eh nis, coba sambil ditanya koas yang ini, pasti dia bisa jawab semuanya' Keesokan-esokannya w selalu tegang bertemu dengan beliau, takut ditanya dan gabisa jawab, kalo udah liat doi dari jauh, langsung tutup masker, jalan perlahan sampe beliau berlalu. wkwk
Begitu putaran di rshs berakhir, masuklah ke putaran bedah minor di rsgm. Dimana RSGM berarti peran sebagai mahasiswa telah kembali, bukan hanya mengamati kasus, muncul requirement, tugas makalah+ppt, seminar, bimbingan, diskusi kasus, kuliah pakar, dan tutorial. Nah tutorial ini diisi oleh residen angkatan beliau. Berhubung residennya banyak, tercetuslah pembagian masing-masing kami untuk menghubungi setiap residennya. Dikocok pake ladder. jreng! w kebagian doi.... kenapa kebetulan ini begitu menegangkan....
'Assalamualaikum dok, saya blablabla, punten dok ingin bertanya untuk tutorial dengan dokter bisa dilaksanakan kapan ya dok? terimakasih. '
'wew gasalah nih, bukannya lo yang mau ngisi tutor? haha'
begitulah kurang lebih percakapannya.
omg, masih inget saya......... :''
Pada awalnya emang w jadi baca lebih banyak, tapi itu cuma karena ketakutan gabisa jawab kalau ditanya, tapi jadinya...... Terimakasih deh ya dok dari situ saya jadi terpacu untuk belajar lebih mendalam... jadi lebih termotivasi lagi untuk terus belajar menyeluruh, membaca lebih detail,dan tidak menyepelekan hal-hal kecil.
--------------
*lagi absen*
'hish..na muthiah......?' residen tersebut mencoba mengeja
'saya dok' koas pasrah mengacungkan tangannya
'nahhh ini koas terpintar.... ayo dek, apa yang kamu dapet hari ini?' tersenyum lebar penuh kemenangan
*keringet dingin* 'ini dok dosis cefazoline buat profilaksis 50mg/kgBB'
doi mengangguk 'kalau buat terapi gimana?'
'25-100mg/kgBB dok'
'hm bolehlah, kalau jadi ceftriaxone gimana?' sambil memicingkan mata
'dok ampun dok, belum tau sampe sejauh itu.......'
-----
'dok absen yuk dok'
'waduh ga kebalik tuh, bukannya gue yang diabsen sama muthi'
------
'sore dok' dek koas yang basa-basi menyapa residen yang lewat dihadapannya
'eh mau kemana mut?'
'ke perpus dok'
'gile, lo totalitas banget ya, belajar terus'
'dok, saya kebagian jaga dok malem ini, cuma mau ganti baju.....'
--------
Waktu itu dengan kebaikan hati ditambah emang di poli lagi hecting, kucoba bantu temen yg lagi ngurusin administrasi pasien yang doi pegang. Menyalin hasil pemeriksaan di lembar konsultasi untuk diberikan ke bagian spesialisasi lain. Kemudian temen aku itu menyerahkannya ke residen tersebut untuk di ttd, kebetulan residen tersebut yang sedang bertugas di poli.
'loh dek kok ini kebalik.' menunjuk lembar konsultasinya. temen w masih mematung, tak mengerti dimana letak kesalahannya.
koas yang pada dasarnya suka berinisiatif mengaku salah, gaenak kalau temennya yang disalahin, lantas memotong pembicaraan 'eh dok, itu saya yang nulis dok, kenapa dok?'
'loh muthi......waduh plis plis gue gamau semua orang tau kalau muthi punya salah, plis plis coba diredam ya informasi ini' dengan muka keheranan tapi tetap ingin menjaili koas. temen-temen yang lain hampir semua terbahak.
'kenapa dok...........' aku menghampiri dan mengambil lembaran itu, ternyata aku nulisnya kebalik, bukan di lembar konsultasi tapi malah di lembar jawaban konsultasi, yang seharusnya diisi oleh bagian yang kita tuju. sesimpel itu.....
'hahaha gapapa salin lagi ya' dengan muka ramahnya.
iya gapapa dok, semua orang jadi terhibur kan :)))
--------
*lagi ngobrol sama adek tingkat*
terlihat residen tersebut hendak lewat, kami memberikan ruang untuk beliau jalan dengan sifat ramah tamah dan kesopanan koas menyapa beliau
'pagi dok...'
'eh teh....' doi sedikit merunduk semacem junior yang lewat di depan seniornya.
aku cuma bisa menganga
---------
Terimakasih dok sudah membuat putaran bedah mulut ini cukup berkesan. Karena kesan itu tak akan terlupa. Apa;agi kesan yang baik ini akan memotivasi bagi keberlanjutan kehidupan koas ini.
Hishna Muthiah undur diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar