Awali dengan mimpi lalu bergerak melaju tak terbatas

Senin, Januari 08, 2018

dibalik 'yauda gapapa'

'lu mah kalo marah sama kita-kita doang sih, langsung dong'
'yailah lu mah berani nya di belakang sih, sama orangnya langsung dong'

Kebayang ga sih temen sendiri yang biasanya bercanda bareng, cerita ngalor ngidur, dan kegajelasan yang biasa dilakukan bersama kemudian diminta untuk bekerjasama secara profesional.

Kerjaan itu semacem misalkan berada di dalam satu organisasi, satu kepanitiaan, atau lebih kecilnya di dalam satu kelompok. Dimana hal tersebut membutuhkan deadline, pembagian tugas yang sesuai dengan porsinya, dan dituntut untuk profesional tanpa ada tuntutan 'kewajiban' sejenis tugas kuliah yang kalo benefit nya itu emang buat diri kita sendiri -lulus-. Tugas negara kaya gini biasanya benefit nya kan buat masyarakat, edan. Biasanya porsi ke inisiatif an nya berbeda, atau ke idealismean uhuy dalam memandang hal tersebut beda

Nah yang kaya gini, biasanya kan ada uneg-uneg tersendiri dalam menjalankan prosesnya, kalau orang yang emang pertama kenalnya di dalam organisasi/kepanitiaan tersebut, bisa aja negur dalam 'kedok' profesionalisme, tapi kalau ke temen kadang kita emang tau dia tuh sifatnya emang begini jadi kalau disuruh begitu ya gabisa dipaksain, jadilah pemakluman, 'yauda gapapa' dan ujung-jungnya handle sendiri. tapi gondok.

Beda kalau misalkan pekerjaannya semacem tugas kelompok kuliah, orientasi kita sama ingin -lulus- 'segera', pandangan kita sama tentang dosen ini begini dosen itu begitu, jadi kita bisa menyiasati dan menyikapi hal tersebut dengan 'cara' yang sama, deadline pun terjalani. meskipun ada juga sih beberapa orang yang gabisa. tapi sejauh ini mengerjakan bersama dengan teman sendiri mengenai pekerjaan kuliah jauh lebih baik dibandingkan mengerjakan mengenai pekerjaan yang berbau softskill.

Kadang emang gapernah bisa bilang secara gamblang hal yang gondok di dalam hati, lebih tepatnya ga sanggup. Karena aku rasa jalinan persahabatan yang sedang dijalani ini jauh lebih berharga dibandingkan perasaan kesel yang ada di dalam hati. eaaa.. Karena rasa kesel itu akan berlalu seiring dengan selesainya pekerjaan itu, jadi terlalu sayang kalau misalkan pertemanan ini rusak hanya karena pekerjaan semu tersebut. Jadi untuk menyiasati hal tsb, biasanya kalau lagi kesel sama orang tertentu, cukup jaga jarak, diem sambil merenungi hal-hal baik yang doi lakuin, menenangkan hati hingga waktu yang menjawab. Oke, aku telah sanggup untuk kembali berhubungan seperti sedia kala dengannya (?) Cukuplah teman menjadi tempat berkeluh kesah dari segala rutinitas yang ada, tempat beristirahat dari keruwetan sehari-hari. Cukuplah teman menjadi pendengar, peneman, dan sandaran hati (?)

 jadi kalau bisa sih suami nya beda profesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar