Awali dengan mimpi lalu bergerak melaju tak terbatas

Kamis, Desember 24, 2015

penuh dengan pilihan

Dulu..
Berakhirnya masa kepengurusan..
Terimakasih! terimakasih atas pengalamannya! and go!! kita buka lembar baru! mari bergabung untuk terus menebar manfaat, misalnya lewat lembaga ini! *semangat menggebu*

Kini..
Habisnya masa-masa kepengurusan di tahun ini, dengan mantap kulantangkan Alhamdulillah!!
Dengan nyaring meskipun agak sedikit miris.
Resmi demisioner dari lembaga-lembaga kemahasiswaan tahun ini, terasa lega sekali.
terimakasih! terimakasih atas pengalamannya!! dan
fyuuuuuhhhhhhhhh....... akhirnya.. akhirnya.. ya Allah..

mengapa kali ini seakan terasa terbebani?
mengapa setelahnya begitu terasa lepas?
tak hadirkan Allah kah?

'menolong yang di bumi, kelak kan ditolong yang di langit'
kembali, pengaplikasiannya butuh upaya lebih.

ke tersentak ketika suatu sosok mengirimkan sebuah tulisan, salah satunya..
"jangan meninggalkan amanah karena berat. beratnya amanah yang kita emban insya Allah sebanding dengan beratnya timbangan amal yang kita dapatkan"

seberapa banyak amanah yang pada akhirnya aku tinggalkan, sebut saja permintaan suatu ketua lembaga, permintaan suatu kepala bidang, permintaan suatu koordinator komunitas, permintaan kepala departemen suatu lembaga nasional. proses penolakannya pun, pada akhirnya memberikan luka pada yang lain, dengan isak tangis, dan mungkin juga ketegangan antar keduanya.
hm mungkin lebih baik kita sebut ladang amal. ya, yang lainnya dengan berani mengambil alih ladang amal tersebut. aku, cukup menghela nafas, kemudian berterimakasih. dan....mohon maaf.

kemudian, ketika menemukan waktu yang tepat kuberanikan diri untuk bertanya pada sesosok orang yang telah mengirimkan tulisannya kala itu.
"meninggalkan disini maksudnya meninggalkan yang seharusnya dikerjakan, meninggalkan amanah yang sedang kau pegang, yang seharusnya kau kerjakan, mengabaikan, sebaliknya kondisimu itu, berarti kau telah memilih, untuk tak mengambil jalan itu, tak apa sayangku"

jawabannya sedikit melegakan, dan juga menamparku.
jadi sudah maksimalkah diri ini dengan apa yang diambil? totalitaskah dengan amanah yang dipilih?

hm. nyatanya sudah terlewat. nyatanya ke idealismean ini telah bercampur baur dengan realitas. realitas yang ada kini.
maaf. mohon maaf tak dapat maksimal di taun ini.
diri yang mungkin kini mudah tersulut emosi, permasalahan yang ada malah dijadikan sebuah pembenaran untuk melepas ini dan itu
istighfar.
realitas ini yang kemudian menggeser prioritas, skala prioritas seorang mahasiswa tingkat akhir :))

Terimakasih, karena telah pernah ada, telah pernah hadir baik kamu, kalian maupun segala macam hal dan permasalahannya.
Terimakasih, karena telah sedikit banyaknya membentuk pola pikir.
Terimakasih, telah membentuk hishna muthiah yang seperti ini.

Hidup penuh dengan pilihan bukan?
Bijaklah dalam memilih, pertimbangkan baik dan buruknya.
Caraku, Caramu.
Caraku dulu. Caraku kini.
Semoga lancar, tetap berada di jalan yang lurus, mencapai tujuan, menggapai asa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar