Dia teringat ketika berkendara setiap berangkat ke sekolah
Ia berceloteh dengan dirinya, mengatakan apa yang dia inginkan, apa saja yg akan dilakukannya pada hari itu, dan apa yang diharapkannya kelak
Ia mengumbar janji untuk dirinya, kemudian bertekad untuk mewujudkannya
Sesampainya di tempat tujuan, ia lantas bergerak untuk melangkah bertahap
Menghabiskan waktu yg biasa disebutnya berjuang
Ia seakan tak punya rasa malu, menegapkan langkahnya dengan percaya diri, rasa lelah tak mempan berlama hinggap di dalam dirinya
Bahkan terlelap di siang harinya meski 10 menit pun terasa lebih dari cukup atau kadang merasa bersalah
Ia berceloteh dengan dirinya, mengatakan apa yang dia inginkan, apa saja yg akan dilakukannya pada hari itu, dan apa yang diharapkannya kelak
Ia mengumbar janji untuk dirinya, kemudian bertekad untuk mewujudkannya
Sesampainya di tempat tujuan, ia lantas bergerak untuk melangkah bertahap
Menghabiskan waktu yg biasa disebutnya berjuang
Ia seakan tak punya rasa malu, menegapkan langkahnya dengan percaya diri, rasa lelah tak mempan berlama hinggap di dalam dirinya
Bahkan terlelap di siang harinya meski 10 menit pun terasa lebih dari cukup atau kadang merasa bersalah
Saat ini...
Ia kehilangan alasan untuk terus bergerak
Seakan kehilangan motivasi untuk tetap bertahan
Ia bahkan merasa seakan tak mengenal dirinya lagi
Apa yang dilakukannya kini terasa hambar
Hati tak sampai padanya
Tapi ia tak tahu mengapa hati tak dapat mengikuti langkahnya
Ia kehilangan alasan untuk terus bergerak
Seakan kehilangan motivasi untuk tetap bertahan
Ia bahkan merasa seakan tak mengenal dirinya lagi
Apa yang dilakukannya kini terasa hambar
Hati tak sampai padanya
Tapi ia tak tahu mengapa hati tak dapat mengikuti langkahnya
Kepercayaan orang lain yg disampaikan padanya yg biasa orang sebut dengan 'amanah', tak dapat ia kerjakan dengan maksimal
Waktu luang yang biasa dihabiskan dengan membaca novel ataupun menjadi seseorang yang inisiatif berlebih kini sirna
Melamun tak berarah, bukan dirinya yang ia pikirkan, entah cuplikan film ataupun cerita entah apa
Menghabiskan drama ber episode2 menggerogoti waktu yang seharusnya ia gunakan untuk kerjakan tugas ataupun amanah yg diemban
Tak ada lagi rasa untuk memaksimalkannya, hanya sebatas menggugurkan kewajiban
Sampai suatu titik dimana ia menyadari, "im not okay"
Tak ada lagi rasa untuk memaksimalkannya, hanya sebatas menggugurkan kewajiban
Sampai suatu titik dimana ia menyadari, "im not okay"
Ia mencoba untuk kembali mengenal diri
Mencari-cari apa yang dapat mengembalikan rasa
Oh ia rasa jauh dari pedoman muslim, dibukanya alquran dan coba untuk membacanya, sehalaman dua halaman, tak lama, ia bosan
Kemudian ditutupnya pedoman tersebut, kemudian melamun kembali
Membuka gadget, melihat kabar yang lain, tertawa kecil, kemudian melupakan dirinya
Mencari-cari apa yang dapat mengembalikan rasa
Oh ia rasa jauh dari pedoman muslim, dibukanya alquran dan coba untuk membacanya, sehalaman dua halaman, tak lama, ia bosan
Kemudian ditutupnya pedoman tersebut, kemudian melamun kembali
Membuka gadget, melihat kabar yang lain, tertawa kecil, kemudian melupakan dirinya
Kemudian tersadar kembali
Oh mungkin dhuha nya, ia coba bangkit dari duduknya, mengambil air wudhu, digelarnya sajadah merah
Salam mengakhiri sholatnya, ia bergegas membuka mukena, teringat beberapa hal yang telah ia lalaikan
Kemudian ia lupa perbincangan dengan dirinya
Oh mungkin dhuha nya, ia coba bangkit dari duduknya, mengambil air wudhu, digelarnya sajadah merah
Salam mengakhiri sholatnya, ia bergegas membuka mukena, teringat beberapa hal yang telah ia lalaikan
Kemudian ia lupa perbincangan dengan dirinya
Matahari semakin naik, dan ia masih sibuk dengan urusannya, mengerjakan ini dan itu
Begitupun malamnya, ia masih saja mengurusi segala macamnya, berhubungan dengan orang ini dan itu
Ketika telah larut, ia berbaring di kasurnya dan........
Oh mungkin sholat malamnya, dipasangkannya alarm pukul 3 pagi
Kring kring. Handphone berdering meriuhkan ruang kamarnya
Ia terbangun menggapainya, namun rasa kantuk mengalahkan tekadnya, ia kembali menarik selimutnya
Adzan shubuh berkumandang, ia tersentak, menyesali tindakannya
Namun nyatanya.... hal itu terjadi lagi dan terjadi lagi hampir setiap hari
Kring kring. Handphone berdering meriuhkan ruang kamarnya
Ia terbangun menggapainya, namun rasa kantuk mengalahkan tekadnya, ia kembali menarik selimutnya
Adzan shubuh berkumandang, ia tersentak, menyesali tindakannya
Namun nyatanya.... hal itu terjadi lagi dan terjadi lagi hampir setiap hari
Apa ya yg bisa mengembalikan dirinya dengan cara yang mudah?
Hafalan, memang sudah lama sekali tak memulainya
Hafalan, memang sudah lama sekali tak memulainya
Ah. Kembali pulang. 'mungkin disana ku akan merasakan kembali atmosfer perjuangan' pikirnya
Berkunjung kembali ke titik start
Hawa nya terasa, membangunkan kembali jiwa
Namun, nyatanya hal itu tak berlangsung lama, ia kembali lagi menjadi seseorang yang seakan kehilangan diri
Sampai suatu ketika ia tersadar
Setiap harinya ia kehilangan momen untuk semakin mengenal diri
Yang biasanya ia lakukan ketika berkendara menuju suatu tempat tujuan
Yang biasanya ia lakukan ketika berkendara menuju suatu tempat tujuan
Luangnya waktu yang ia punya kini, nyatanya tak dapat digunakannya dengan sebaik mungkin
Mengulur waktu kepulangan pun, tak mengubah kebimbangan hatinya
Ia terdiam.
Berjalan, mencari suasana lain.
Ah, ia sedang tak dapat berpikir jernih.
----
Bogor, Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar