Ketika ditawari untuk mengikuti salah satu organisasi, hal pertama yang terpikirkan oleh orang yang belum pernah sama sekali terlibat hal seperti aku ini adalah mencari departemen yang kira kira ga banyak kerjaan, ga banyak kumpul. Apalagi untuk tercebur ke dalam organisasi keislaman, yang aku pun masih sangat jauh dari kata 'paham', hanya modal ikut-ikutan.
Kuputuskan untuk memilih media. Media atau tidak sama sekali. Bahkan setelah masuk pun, aku tak banyak tau tentang ini, dikarenakan jarang ikut kumpul. Buletin. Hanya itu yang aku ingat, yang aku kerjakan saat berada di lingkaran tersebut, itu pun karena tak ada lagi orang yang luang, langsung diminta oleh petinggi. Lalu semua berlalu.
Taun berikutnya, aku dihubungi oleh petinggi yang baru, ditawari untuk menjadi salah satu pengurus inti. Jelas, aku kaget, bingung. Ni orang bener apa ya minta gue? Gasalah? Aku menanyakan pertimbangan-pertimbangannya serta mengusulkan personil lain untuk menempati posisi tersebut. 'Mawar ada amanah lain' 'rose gadapet izin, soalnya udah megang ini megang itu' aku? Orang pengangguran yang tak punya alasan untuk menolak. Dengan diiming-imingi bantuan dan bimbingannya, aku pun -pada akhirnya- menyanggupi.
Tetapi ternyata inilah awal dari segalanya. Awal pembentukan pola pikir, awal mencintai dunia media dan perintilannya, awal merasa nyaman dengan suasana lingkaran yang seperti ini. Berkumpul bersama dengan orang-orang keren nan dahsyat, super menginspirasi. Bersemangat bergerak, dan tak mau kalah dengan yang lain. Awal pembentukan idealisme.
--------
Awal masuk kuliah merupakan saat-saat panasnya idealisme, semangat bergerak, haus mencari. Bergerak terus bergerak, kesana kemari dengan membawa kata semangat 'bermanfaat bagi orang lain' atau 'untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya'
Waktu terus berjalan, tetapi... baru kusadari akhir-akhir ini ternyata aku melupakan isinya, aku melupakan 'manfaat dalam segi apa? manfaat yang seperti apa yang perlu dibangun?' aku.... kehabisan energi. Jikalau teko menuangkan airnya untuk mengisi gelas, aku seperti teko yang kosong. Jikalau mobil bergerak menggunakan bensin, aku..... kehabisan bahan bakarnya.
Bergerak tak tentu arah. Tak tau alasan jelas kenapa bergerak. Kenapa harus bergerak dengan cara yang seperti ini dan itu. Jika misalnya aku lebih nyaman untuk bergerak dengan cara lain, bagaimana?
Sampai saat ini pun, aku masih mencari. Mencari seseorang yang bisa menjawab semua pertanyaan dan keraguanku. Meyakinkanku untuk tetap bertahan dan terus bersama. Aku yakin cara ini baik, namun aku ingin lebih jauh memahaminya agar perjalanan ini terasa lebih bermakna, membuatku 'hidup' seperti kala itu. Aku ingin mencari untuk kemudian mencinta.
salam kenal, hishna.... :)
BalasHapussalam kenal juga :)
HapusHebattt.......
BalasHapusHebattt.......
BalasHapusHebattt.......
BalasHapus