'h***f* ceramah dong, bikin pencerahan buat kita-kita' ketika salah satu anggota mayor kami menyudutkan salah seorang yang dianggap memiliki ilmu lebih mengenai islam.
'ah apaan...'
'dia mah gitu kan, masa pelit'
'haha yampun apaan ya....'
'ini aja wudhu. wudhu itu kalo ngebasuh muka harus pake air menggenang, bukan cuma diusap doang. jadi tangan kita kaya nampung gitu trus basuh mukanya. Sama kalo ngebasuh tangan, pake air mengalirnya sampai siku, bukan cuma dibawah air mengalir trus kita usap-usap doang sampe siku, tapi beneran air mengalirnya dialirin sari siku'
----
"Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats sehingga dia berwudhu." (HR. AL Bukhari, Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan shalat[2], maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki." Al Maidah:6
So.... wudhu itu wajib sebelum shalat.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda : “Maukah kalian aku
beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah akan menghapuskan
dosa-dosa kalian dan meninggikan derajat kalian?” Para sahabat menjawab:
“Mau, ya Rasulullah.” Beliau pun berkata : Yaitu dengan menyempurnakan
wudhu dari hal-hal yang bersifat makruh, banyak melangkah menuju masjid
dan menunggu waktu shalat setelah shalat (tahiyatul masjid). Yang
demikian itu adalah ikatan (perjanjian).” (HR.Muslim)
------
Q : makruh? makruh tuh yang kaya gimana?
A : wudhu nya jangan di tempat yang mengandung unsur najis. bisi najisnya pindah ke tubuh. membasuh dan mengusapnya tiga kali, jangan boros pake airnya, wudhu nya jangan pake air sisa wudhu juga.
Kemudian dalam Musnad dan Sunan dari hadits ‘Amr bin Syu‘aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata, “Datang seorang badui kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bertanya kepada beliau tentang wudhu’, maka Nabi memperagakannya dengan tiga kali-tiga kali, kemudian bersabda, “Inilah wudhu’, maka barangsiapa menambahnya maka ia telah berbuat keliru, melampaui batas dan berbuat zhalim.
Kemudian
dalam Musnad dan Sunan dari hadits ‘Amr bin Syu‘aib, dari bapaknya,
dari kakeknya, ia berkata, “Datang seorang badui kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, bertanya kepada beliau tentang wudhu’, maka Nabi
memperagakannya dengan tiga kali-tiga kali, kemudian bersabda, “Inilah
wudhu’, maka barangsiapa menambahnya maka ia telah berbuat keliru,
melampaui batas dan berbuat zhalim.
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
Kemudian
dalam Musnad dan Sunan dari hadits ‘Amr bin Syu‘aib, dari bapaknya,
dari kakeknya, ia berkata, “Datang seorang badui kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, bertanya kepada beliau tentang wudhu’, maka Nabi
memperagakannya dengan tiga kali-tiga kali, kemudian bersabda, “Inilah
wudhu’, maka barangsiapa menambahnya maka ia telah berbuat keliru,
melampaui batas dan berbuat zhalim.
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
Imam Ahmad telah meriwayatkan dalam Musnadnya, dari hadits ‘Abdillah bin ‘Amr, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati Sa‘ad yang sedang berwudhu’, maka beliau mengatakan, “Jangan berlebihan!” maka Sa‘ad berkata, “Ya Rasulullah apakah ada berlebihan dalam masalah air?” Beliau berkata, “Ya, walaupun engkau berada pada sungai yang mengalir.”
Imam
Ahmad telah meriwayatkan dalam Musnadnya, dari hadits ‘Abdillah bin
‘Amr, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati Sa‘ad yang
sedang berwudhu’, maka beliau mengatakan, “Jangan berlebihan!” maka
Sa‘ad berkata, “Ya Rasulullah apakah ada berlebihan dalam masalah air?”
Beliau berkata, “Ya, walaupun engkau berada pada sungai yang mengalir.”
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
Sumber: https://almanhaj.or.id/4021-berlebih-lebihan-dalam-menggunakan-air-ketika-berwudhu-dan-mandi.html
-----
Q : emang wudhu yag bener tuh gimana sih?
A : hmm niat!
Q : perlu diomongin ga sih niat nya?
A : niat itu bermuara di hati, melafazhkannya bukan merupakan sesuatu yang disyari'atkan.
Q : oh oke, terus?
A : membasuh wajah. dai bagian atas dahi sampai bagian dagu yang bawah. glabella sampai pogonion. dan dari bagian bawah satu telinga ke bagian bawah telinga lainnya. Oiya, air wudhu itu harus mengalir pada wajah. membasuh disini berarti mengalirkan...
Q : hmm
A : basuh kedua tangan sampai siku, inget di basuh..... dialirkan ya air kerannya dari atas siku berarti.
terus usap kepalanya. terus basuh kedua kaki hingga mata kaki.
Q : nah nah itu kalo pake kerudung, ngusap kepalanya gimana?
A : itu ada tiga cara dari Rasulullah. pertama yang mengusap kepalanya dari bagian depan ke arah belakang, itu yang biasanya beliau terapkan.
Hadits dari Abdullah bin Zaid menegaskan: “Nabi SAW menyapu kepalanya
dengan kedua tangannya, lalu beliau menggerakkan kedua tangannya itu
mulai dari muka hingga ke belakang. Dengan kata lain, beliau menyapukan
kedua tangannya yang telah dilekatkan ke kepala, yaitu mulai dari bagian
depan kepalanya, lalu beliau menarik kedua tangannya ke arah pundak,
kemudian ditarik kembali hingga ke tempat permulaan memulai sapuan
kepala.” (HR. Jama’ah)
"Aku pernah melihat Rasulullah mengusap bagian atas surban dan kedua kakinya" (HR Al Bukhari, Ibnu Majah dan Ahmad).
Berdasarkan hadits ini, wanita Muslimah diperbolehkan membasuh muka dan mengusap bagian atas kerudungnya dengan air
"Bahwa Nabi berwudhu, lalu mengusap bagian depan kepala dan bagian atas surbannya serta kedua kaki (HR Muslim)
"Aku pernah melihat Rasullah berwudhu, sedang beliau memakai surban dari Qatar. Maka beliau menyelipkan tangannya dari bawah surban, untuk menyapu kepala bagian depan, tanpa melepas surban itu (HR Abu Dawud)
-----
Jadi inget, waktu ditunjuk jadi asisten operator bedah di kamar operasi.
'Dek, sana steril!!'
'eh? ya dok?' pasang muka polos
'bisa ga cuci tangannya??'
'eh? ya dok?'
udah pernah belajar sih teorinya, tapi tetep aja malu kan kalo ada kesalahan sedikit di depan residennya. jadi yauda sekalian aja pasang tampang polos, sehingga dapat menguji keinisiatifan dan kebaikan hati residen untuk mengajarkan dek koas ini
kemudian cuci tangan bersama....... pake gaun sterilnya pun bersama.......
setiap step nya diperhatikan dengan seksama dan diikuti dengan benar. kebayang dong kalo tangan kita ga steril tapi pegang-pegang jaringan orang, akan ada seberapa banyak bakteri yang bisa berpindah ke jaringan tersebut? :(
So, di depan manusia yang sedang tidak sadarkan diri saja ada etikanya, apalagi di hadapan Allah......
So, bukan cuma cuci tangan sebelum jadi operator bedah steril aja yang mesti bener, wudhu juga mesti bener.............
So, bukan cuma cuci tangan sebelum jadi operator bedah steril aja yang mesti bener, wudhu juga mesti bener.............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar