‘ih emang itu kenapa?’
‘siapa dia?’
‘lah, emang dia ngapain?’
‘apa hubungannya ini sama itu?’
Aku yang banyak bertanya pada orang rumah
ketika menonton berita di tv.
‘yaampun.....mahasiswa mahasiswa... aba aja
dulu pas jadi mahasiswa ikutan demo teh’ celetuk aba yang akhirnya bosan
menjawab pertanyaanku.
'di kosan gaada tipi' aku melakukan pembelaaan.
'di kosan gaada tipi' aku melakukan pembelaaan.
“baca bisa kaliiii, internet sudekaaaaat”
celetuk fitri anak sekolah menengah atas jurusan sosial yang sepertinya dari
awal mengikuti perkembangan berita tanah air.
‘ya...... kan mahasiswa kesehatan’ aku
menjawab asal.
Cuma miris aja, menyayangkan, seakan-akan
seperti permainan. Aku tak mengomentari dari sisi politiknya, karena sepertinya
memang tidak memenuhi kapasitas dan kapabilitas (?). Aku cuma ingin
mengomentari sedikit... dari sisi yang lain. Ya......... cuma komentaran orang
biasa yang mengenal cukup baik salah satu anak dari bapak yang kononnya ‘ditangkap’
oleh polri kala itu.
Anaknya periang, menyenangkan, supel, dan sering
membuat suasana kelas menjadi super mengasyikkan. Yang kutau, dulu, dia diantar
oleh sopir setiap ke sekolah, di dalam mobilnya banyak anak-anak lain. Ada adik-adiknya
(jamak : karena adiknya banyak) juga sepupu-sepupunya. Katanya, sopirnya itu
mengantarkan semua anak yang di dalamnya ke sekolah masing-masing, katanya juga
sih... beberapa sepupunya itu dibantu pembiayaannya oleh keluarganya.
Lantas, ketika mendengar berita seperti itu? Aku?
semacam tidak percaya. Udah.... gitu aja sih. Ketika ditanyai tentang hal tersebut, temenku cuma bilang “iya....masih tetep menuhin panggilan untuk minggu depan J ikutin aja proses hukum yg ada nanti
gimana, kita liat hasilnya sama2... kalo memang ga bersalah mohon di bebaskan,
kalo ga abi hrs siap terima konsekuensinya J aku cmn
takut abi didzhalimin aja sh, tapi insya Allah ga hehe. Skenario Allah ga ada
yg tau kan :D mohon doanya aja yahh”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar