SEMANGAT PAGI KAWAN SEMUA
sedikit sharing materi dari grup
Leadership Class
Judul:
Dari Roosevelt, Soedirman, hingga Handry Satriago.
Saya kian yakin bahwa kepemimpinan adalah perkara Mental. Roosevelt sang presiden Amerika Serikat, Syaikh Ahmad Yasin di. Palestina, Jendral Soedirman pada masa perjuangan kemerdekaan, hingga Pak Handry Satriago yang memimpin perusahaan Raksasa GE di Indonesia lewat kursi roda, telah membuktikan itu.
Mereka semua mungkin tak memiliki modal fisik yang mendukung untuk jadi seorang pemimpin. Mereka bisa saja pesimis lalu menyerah pada kehidupan. Tapi tidak! Mereka lebih memilih bangkit. Mereka lebih memilih untuk menghancurkan segala keterbatasan. Bagi mereka kepemimpinan adalah soal mental.
Franklin Delano Roosevelt berkursi roda. Ia terserang Gullain-barre syndrom yang menyebabkan tak bisa berjalan. Kakinya boleh lumpuh tapi tidak dengan mentalnya. Leadership Mentality itu yang membuatnya menorehkan sejarah sebagai presiden yang berhasil memulihkan ekonomi AS dari Great Depression. Tak sampai disitu Roosevelt mencatat rekor sejarah sebagai presiden terlama AS yang terpilih sebanyak 4 kali berturut-turut.
Jendral Soedirman berperawakan kurus. Bahkan mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkannya kerap di tandu para pasukannya. Tapi beliau tak menyerah. Konon, dengan hanya sebuah paru-paru, Jendral Soedirman memimpin Gerilya melawan sekutu.
Tubuhnya boleh sakit tapi tidak dengan tekad & ketangguhannya. Mental kepemimpinan yang hampir tak berbatas itu, kini menjadikan beliau teladan abadi Indonesia, the effect of leadership mentality. Tubuhnya lemah. Tapi harga jiwanya membumbung tinggi. Dan Indonesiapun menyisipkan sebuah tanda kehormatan bagi Jendral
Sudirman: Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Pak Handry Satriago juga tak beda. Tahun 1987 mungkin menjadi tahun paling mengerikan dalam masa hidupnya. Pak Handry Satriago muda divonis menderita kanker lymphoma non-hodkin atau kanker kelenjar getah bening, yang mengharuskannya menjalani hidup dengan kursi roda.
Namun tak ada kata menyerah dalam kamus Pak Handry. Ia berjanji bahwa hari demi hari ke depan adalah hari-hari perlawan. Alih-alih menyerah, Pak Handry memilih ‘menyerang balik’.
Fisik boleh kalah, mental tak akan pernah patah.
Dan seperti Roosevelt & Jendral Soedirman, Pak Handry mendobrak semua keterbatasan. Ketangguhan mental, keberanian, dan kerja keras telah mengubah segalanya. Tahun 2010 pertama kalinya dalam sejarah hidupnya juga sejarah GE, ia terpilih sebagai CEO termuda General Electric, sebuah jabatan prestisius dari perusahaan tertua dan terbesar di dunia yang didirikan oleh Thomas Alfa Edison.
-Regards. Dentist Leader Class-
Nah kalo kita sehat wal afiat, apa yg bisa kita perbuat? :)
Shared by Tommy Frahdian
sedikit sharing materi dari grup
Leadership Class
Judul:
Dari Roosevelt, Soedirman, hingga Handry Satriago.
Saya kian yakin bahwa kepemimpinan adalah perkara Mental. Roosevelt sang presiden Amerika Serikat, Syaikh Ahmad Yasin di. Palestina, Jendral Soedirman pada masa perjuangan kemerdekaan, hingga Pak Handry Satriago yang memimpin perusahaan Raksasa GE di Indonesia lewat kursi roda, telah membuktikan itu.
Mereka semua mungkin tak memiliki modal fisik yang mendukung untuk jadi seorang pemimpin. Mereka bisa saja pesimis lalu menyerah pada kehidupan. Tapi tidak! Mereka lebih memilih bangkit. Mereka lebih memilih untuk menghancurkan segala keterbatasan. Bagi mereka kepemimpinan adalah soal mental.
Franklin Delano Roosevelt berkursi roda. Ia terserang Gullain-barre syndrom yang menyebabkan tak bisa berjalan. Kakinya boleh lumpuh tapi tidak dengan mentalnya. Leadership Mentality itu yang membuatnya menorehkan sejarah sebagai presiden yang berhasil memulihkan ekonomi AS dari Great Depression. Tak sampai disitu Roosevelt mencatat rekor sejarah sebagai presiden terlama AS yang terpilih sebanyak 4 kali berturut-turut.
Jendral Soedirman berperawakan kurus. Bahkan mengidap penyakit paru-paru yang menyebabkannya kerap di tandu para pasukannya. Tapi beliau tak menyerah. Konon, dengan hanya sebuah paru-paru, Jendral Soedirman memimpin Gerilya melawan sekutu.
Tubuhnya boleh sakit tapi tidak dengan tekad & ketangguhannya. Mental kepemimpinan yang hampir tak berbatas itu, kini menjadikan beliau teladan abadi Indonesia, the effect of leadership mentality. Tubuhnya lemah. Tapi harga jiwanya membumbung tinggi. Dan Indonesiapun menyisipkan sebuah tanda kehormatan bagi Jendral
Sudirman: Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Pak Handry Satriago juga tak beda. Tahun 1987 mungkin menjadi tahun paling mengerikan dalam masa hidupnya. Pak Handry Satriago muda divonis menderita kanker lymphoma non-hodkin atau kanker kelenjar getah bening, yang mengharuskannya menjalani hidup dengan kursi roda.
Namun tak ada kata menyerah dalam kamus Pak Handry. Ia berjanji bahwa hari demi hari ke depan adalah hari-hari perlawan. Alih-alih menyerah, Pak Handry memilih ‘menyerang balik’.
Fisik boleh kalah, mental tak akan pernah patah.
Dan seperti Roosevelt & Jendral Soedirman, Pak Handry mendobrak semua keterbatasan. Ketangguhan mental, keberanian, dan kerja keras telah mengubah segalanya. Tahun 2010 pertama kalinya dalam sejarah hidupnya juga sejarah GE, ia terpilih sebagai CEO termuda General Electric, sebuah jabatan prestisius dari perusahaan tertua dan terbesar di dunia yang didirikan oleh Thomas Alfa Edison.
-Regards. Dentist Leader Class-
Nah kalo kita sehat wal afiat, apa yg bisa kita perbuat? :)
Shared by Tommy Frahdian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar