Relasi
merupakan hubungan antara orang yang bersedia untuk menjadi pemimpin dan orang
yang memilih untuk dipimpin. Hal ini merupakan salah satu esensi dari
kepemimpinan. Posisi ini tidak menjamin bahwa dia adalah pemimpin karena
pemimpin merupakan karakter. Sesorang yang memiliki jiwa besar dalam melihat
permasalahan yang ada sehingga tergerak untuk berusaha memperbaikinya. Seorang
pemimpin tidak selalu ada dalam posisi pimpinan, tapi tumbuh dalam sikap dan
perilaku individu tersebut.
Memimpin
diawali dari kepercayaan kepada diri sendiri.
Diri yang mempercayai bahwa dia sadar, tau, dan mampu untuk bergerak
memulai dan melakukan perbaikan menjadi pribadi yang lebih baik, senantiasa
untuk mengembangkan kapasitas diri. Kepercayaan diri dapat tumbuh dari
keberhasilan yang telah didapat dari masa lalu, serta kemampuan membangun supporting system untuk mampu melawan
faktor risiko yang dapat menghambat proses kepemimpinannya
Setelah
diri siap dan mampu untuk menunjukkan karakter pemimpin, tentu orang lain pun
akan siap untuk mempercayai diri sebagai seseorang yang memimpin di
lingkungannya. Karena seseorang itu baru bisa memimpin jika telah percaya pada
dirinya bahwa dia mampu dan orang lain siap menerim untuk dipimpin oleh
individu tersebut.
Pemimpin
baru dapat dikatakan menjadi seorang pemimpin jika dia mampu melakukan
perubahan. Karena hakikatnya pemimpin itu adalah orang yang dipercaya orang
lain untuk melakukan perubahan ataupun meningkatkan kualitas tempat yang
ditinggalinya.
Pemimpin
sudah pasti dilahirkan, namun jiwa kepemimpinan dapat dibangun dan dibentuk.
Hal-hal yang harus ada dalam pemimpin diantaranya, kompetensi di bidang yang
dipimpinnya. Kompetensi itu tak hanya tentang manajemen waktu dan prioritas,
tetapi juga meliputi penguasaannya terhadap empat komponen energi, diantaranya
energi fisik, energi intelektual, energi emosi dan energi spiritual. Energi
fisik tentunya menggambarkan seberapa mampu kita dalam mengatur diri dalam
menghadapi segala aktifitas yang ada. Energi intelektual menggambarkan seberapa
mampu kita menyerap ilmu yang didapat serta memberikan kontribusi dalam
membentuk suatu rumusan. Energi emosi yang rendah akan menggambarkan
kekecewaan, kesedihan ataupun kekesalan
pribadi terhadap apa yang dihadapinya. Energi spiritual tentunya memiliki peran
paling besar terhadap kepercayaan diri sendiri, karena berhubungan dengan
Allah, Sang Maha pembolakbalik hati.
Selain
itu, track record juga akan
menentukan gaya kepemimpinan yang dibawanya, pengalaman dalam meningkatkan
kapasitas dirinya dan menambah wawasannya dalam bidang tersebut. Pengalaman
juga akan membawa dirinya untuk mengetahui lebih dulu kekurangan dan kelebihan
dalam suatu organisasi misalnya, sehingga dia mampu merumuskan perbaikan –
perbaikan apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan perubahan ke arah
yang lebih baik. Karena perilaku (hal-hal yang dapat terlihat oleh orang lain)
akan membentuk kebiasaan individu tersebut, kebiasaan akan membentuk sifat,
sifat diri yang terus berlanjut akan terbentuk karakter dalam diri.
Untuk
meraih hasil yang signifikan diperlukan continuos
improvement, ide-ide baru yang terus berlanjut dengan cara berkolaborasi
juga dengan peningkatan kompetensi. Dalam memimpin juga perlu ada tujuan agar
dapat konsisten dalam menjalankan prosesnya.
-catetan-
#SOL7 #KreatifSampaiMati
-catetan-
#SOL7 #KreatifSampaiMati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar