Awali dengan mimpi lalu bergerak melaju tak terbatas

Sabtu, Oktober 08, 2011

mengukuhkannya.......

"Hishna Muthiah" kini duduk di kelas XII IPA 2 di sekolah ternama. ya. banyak hal yang sudah dilakukannya dari pertama kali masuk ke jenjang terpanas di Sekolah Menengah Atas ini. dan baru ia sadari akhir-akhir ini, semuanya terlihat berantakan. rutinitas yang biasa direncanakan perharinya. hilang entah kemana. tulisan-tulisan memo harian di kalender berhenti entah dari kapan. jadwal perharinya hanya menjadi penghias schedule book. kalimat-kalimat yang biasanya direnungkan setiap akhir bulan tak lagi ada. lembar yang biasanya diisi dengan tugas-tugas harian putih. aktifitas rohani tak lagi rutin dan maksimal. 

kini, rasanya seperti jatuh ke dalam jurang terdalam. semuanya seperti kembali ke enol. dan lagi, ia harus membersihkan debu-debu di buku itu. melihat kondisi dormansi di aktifitas hariannya. lembar-lembar hariannya dilihat satu-persatu "Apa yang aku lakukan selama ini? disini seperti tak ada kehidupan. tak ada aktifitas yang berguna, sampai-sampai aku tak tau apa yang harus kutulis. putih. bersih. dan berkesan negatif." 'tapi kuharap tidak' hati kecilnya berbisik. sepertinya adaptasi untuk berada di jenjang terpanas ini terlalu lamban. terlalu lamban untuk menghadapi segala aktifitas baru yang -sangat- harus -mampu- dihadapi ini..

ya, diri ini masih memang sangat labil. disaat semangatnya berkobar, ia bisa menjadi yang terbaik di sepanjang masa *lebe* namun jika api itu redup, ia bisa menjadi sebutir debu yang berserakan dimanapun angin membawanya. 

ditengah perjalanan menuju proses pencapaian, diri ini masih bisa terkoyak. terlihat jelas bila diri ini ada di tempat yang berbeda. diri ini akan melakukan ini jika disini. tetapi diri ini juga akan melakukan itu jika disitu. keinginan menjadikan diri ini selalu menjadi yang terbaik itu ada, tetapi diri ini masih bisa terombang-ambing jika lingkungan kurang mendukung. diri ini belum terlalu kuat untuk berada di masa heterogen. diri ini masih terapung seperti buih ditengah lautan, entah kemana. seperti tak punya tujuan. dan setelah itu hilang diterpa angin yang berhembus *Astaghfirulloh....*

diri ini bisa terhenyak ketika mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang mengingatkan akan kesempatan untuk berada di jenjang ini tak lama lagi. diri ini bisa terhenyak ketika membaca tulisan seseorang yang memotivasi dirinya sendiri. kak, tak sadarkah kau? diri ini selalu membuka tulisanmu dan membacanya. kau telah memotivasi diri ini untuk terus bangkit dan melihat hari depan. kak, terimaksih atas segalanya. salah satu dari bagian diri ini adalah karena kau yang bersama Allah, yang selalu memberikan motivasi kepadaku secara langsung maupun tidak langsung.  

izinkan diri ini untuk berkata kepada dirinya: sadarlah, bahwa waktu akan terus maju, dan posisi tak akan berhenti disini terus. diri ini tak akan terus berada di titik ini, suatu saat diri ini akan berada di titik puncak yang jika diri ini bisa melewatinya, diri ini Insya Allah akan menjadi orang yang berguna bagi orang yang ada disekelilingnya.

terimakasih Allah, yang tak bosan membimbing dan menuntunku untuk terus berada di jalan-Mu. yang tak lupa dengan hamba-Mu disaat hamba-Mu ini lupa dengan diri-Mu yang Maha Agung. terimakasih telah memberiku hidup, kesempurnaan fisik, dan keindahan akhlak. terimakasih telah memberikan orangtua yang berkondisi fisik sempurna, akal yang cerdas, menganut agama-Mu, istiqomah berada di jalan-Mu dan senantiasa sabar, menjaga, membimbingku hingga aku seperti ini. terimakasih telah memberiku orangtua di sekolah yang santun dalam berbicara, sabar menghadapi masalah dan senantiasa mengingatkanku akan kebesaran-Mu.

terimakasih karena Engkau telah memberiku adik-adik yang sehat, lucu, memiliki akal yang cerdas,  dan menyegarkan mataku sepulang sekolah. memberikan teman-teman yang mewarnai hidupku, yang selalu ada disampingku ketika aku ini lemah, berada disampingku ketika aku senang. jikalau mereka tak menganggapku ada, namun Engkau pasti tahu bahwa aku selalu bersyukur walaupun sekedar pernah mengetahui orang itu. terimakasih telah memberiku orang-orang yang bisa membuat diriku tersenyum, membuatku memiliki perasaan dan memberikanku kesempatan untuk berpikir. terimakasih Engkau masih memberikanku kesempatan untuk merenungkan kembali sifat positif diriku yang bertebaran.

sepertinya aku harus bangkit kembali.  melawan rasa malas. melawan segala godaan yang melanda. berbenah diri. motivasi-motivasi yang masih tersimpan dikertas itu, harus bisa kuterapkan kembali. kubaca kembali dan renungkan. kenapa aku malah menghilangkan hal-hal yang mestinya harus ditambahkan sejak dulu? 

detik ini juga diri ini masih membutuhkan kata-kata motivasi, semangat dan kekuatan untuk mengukuhkan prinsip dalam hidup. agar tak mudah lagi goyah. kembali ke diri yang positif bahkan lebih. dan menjadikan diri ini harus pergi meninggalkan segala aktifitas yang tak sejalan dengan prinsip hidup....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar