Awali dengan mimpi lalu bergerak melaju tak terbatas

Minggu, Januari 07, 2018

spesialis bedah mulut? yes or no?

"jadi gimana dek mau jadi spesialis bedah mulut?"
.
.
jeng.
.
.
Bedah Mulut merupakan salah satu spesialisasi dari kedokteran gigi, yang mempelajari tentang bedah (?) yaiyalah. Garis besarnya yang dikerjain sama dokter gigi spesialis bedah mulut ini semacem operasi celah bibir dan langit-langit, operasi tumor rongga mulut, operasi pasien kecelakaan yang patah di bagian kepala leher, dan kalau yang sederhananya mencabut gigi-gigi belakang dalam bius umum. Oiya sama cabut gigi yang biasanya punya kelainan penyakit sistemik lainnya. Dan kalau udah kaya gini, semacem operasi yang berhubungan dengan bius umum, atau pasiennya punya kelainan sistemik lain cem jantung, diabetes dkk, serunya kita dituntut untuk komprehensifnya ga cuma dibidang kedokteran gigi tapi juga di bidang kedokteran umum, dan berhubungan langsung sama spesialisasi tersebut. Saling rujuk, dan diskusi bareng.

Kalau lagi di ruang operasi rasanya pengen banget nantinya belajar spesialisasi ini, wih inilah definisi menolong orang yang 'kesulitan'. Pasien datang dalam keadaan tidak berdaya, dan berharap dapat sembuh dengan izin Allah melalui perpanjangan dokter yang berada di hadapannya ini. Apalagi pas dapet insight dari salah satu residen, 'dok apa sih motivasi dokter masuk spesialis bm?' 

"wah mut tau ga masih banyak loh orang-orang penderita celah bibir dan langit-langit di pelosok sana yang enggan untuk dilakukan operasi.. ada yang karena takut meninggal, kurang biaya, atau bahkan gangerti ini harus diapain dsb. Padahal kan operasi bibir sumbing itu ga cuma memperbaiki estetik muka pasien, memperbaiki suara ngirung, memperbaiki fungsi pengunyahan dia, tapi lebih dari itu operasi ini dapat meningkatkan derajat hidup orang tersebut kedepannya, mulai dari ga dikucilkan sama temen-temennya pas masih kecil, bisa berkehidupan normal dengan selayaknya, bahkan bisa berprestasi dalam bidang pekerjaannya nanti. Kan ada aja tuh, perusahaan atau semacemnya yang gamau nerima orang 'cacat'. Kalau diluar tuh ya, operasi ini dianggap penting banget untuk memperbaiki derajat kehidupan seseorang, masuk kedalam pembiayaan pemerintahannya."

waw.

atau tentang salah satu konsulen yang pernah bertanya selagi kuliah.
'menurut kamu yakin ga anak-anak bibir sumbing itu punya kekurangan?'
seketika mahasiswa hening..........gaberani jawab.
"kalau saya sih ga yakin tuh, toh mereka menyempurnakan ibadah orang tua nya, dari mulai kesabarannya dalam menerima mereka, merawatnya dengan penuh kasih sayang, pasti itu jadi ladang pahala buat orang tuanya. Trus juga menyempurnakan ibadah dokter yang merawatnya, anak-anak itu memberikan kesempatan bagi residen untuk belajar, memberikan kesempatan dokter untuk merawatnya."

Dan, kalau lagi di instalasi gawat darurat dan kedatangan pasien emergency, pasien-pasien yang datang dalam keadaan infeksi akut, bengkak di pipi yang udah gede banget bahkan ada yang sampe leher padahal awalnya dari gigi berlubang, rasanya haru, ngeliat muka pasien dan keluarganya tuh harap-harap cemas gitu, mungkin di benaknya bilang dok tolongin saya atau dok tolongin keluarga saya. tapi campur sedih dan kesel karena duh buuu / pakk kenapa baru dateng pas udah segede gini sihhh?? makanya giginya tuh diperhatiin pas berlubang dikit tuh ya ditambal, atau kalau lubang udah gede banget tuh ya dirawat saluran akarnya, atau kalau udah sisa akar tuh ya dicabuuuuut buar gajadi sumber infeksi :((

Atau kalau kedatangan pasien kecelakaan, yang menyebabkan rahangnya patah, mukanya robek, matanya lebam, dsb pokoknya luka dibagian kepala wajah leher. Rasanya panik tapi kesel. Duh, makanya kalau naik motor jangan ngebut-ngebut, jangan sambil minum-minum, pake helm!!

Atau kalau kedatangan pasien anak kecil yang abis jatoh trus lidah atau pipinya kegigit sendiri. Pas liat proses ngejaitnya rasanya sedih, karena anaknya ga berhenti buat nangis, trus hampir seluruh operator turun tangan untuk 'megangin' anak tsb biar diem. Abis namanya juga anak kecil, meski udah dibius tetep aja gasuka kalau ada orang lain mengusik kehidupannya, ya kan? Kadang kesel dikit, lah ini emaknya kemana sih, masa anaknya ga dijagain? wkwkw koas kometator. Padahal pas ada disitu juga bantuinnya cuma bisa sesuai instruksi dokter yang jaga, paling ngambilin alat dan bahan yang perlu, sama megangin pasiennya.

Tapi kalau dibayangin bagaimana kehidupan sebagai residen yang belajar spesialisasinya, rasanya cape............. lima taun cuy. Belajarnya gacuma soal kuliah dan ngerjain tugas, tapi jaga malam yang juga butuh fisik prima dan waktu ekstra. Mungkin bagi perempuan mesti dipikir dengan matang, apalagi yang sudah berkeluarga, bagaimana nasib anak-anaknya, akankah menjadi anak mba? :') wkwk Harus punya strategi khusus agar tetep bisa berperan sebagai istri, ibu dan juga residen. Karena kalau untuk kedepannya sih gausah ditanya, spesialis bedah mulut itu keren!!

ps. monmaap ini #SelasaBercerita part 1 yang ketinggalan, efek dari minggu minor hecting penuh kulpak dan tutor hehe
mommaap ini menjadi #SeninBeropini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar